A. Pengertian
Gizi seimbang ibu hamil adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur dalam susunan yang seimbang dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan gizi ibu hamil.
B. Manfaat
Manfaat makanan bergizi untuk ibu hamil sangat penting untuk :
1. Menjaga kesehatan ibu hamil
2. Menjaga ksesehatan janin yang ada dalam kandungan
3. Persiapan untuk menghadapi persalinan
C. Akibat bila ibu hamil kekurangan gizi
1. Pengaruh untuk ibu hamil :
a. Ibu lemah dan kurang nafsu makan
b. Perdarahan dalam masa kehamilan
c. Kemungkinan terjadi infeksi tinggi
d. Anemia/kurang darah
2. Pengaruh waktu persalinan :
a. Persalinan sulit dan lama
b. Persalinan sebelum waktunya (premature)
c. Perdarahan setelah persalinan
3. Pengaruh pada janin :
a. Keguguran
b.Bayi lahir mati
c. Cacat bawaan
d. Anemia pada bayi
e. Berat badan lahir rendah
D. Makanan yang baik bagi ibu hamil
1. Makanan yang terdiri dari nasi, lauk dan sayur serta buah-buahan.
2. Makan lebih banyak dari biasanya oleh karena diperlukan bagi bayi yang dikandungnya.
3. Hindari pantangan makanan, kecuali atas petunjuk dokter.
4. Bila nafsu makan berkurang :
a. Makan dengan porsi kecil tapi sering.
b. Makanan dibuat berganti-ganti.
c. Memilih makanan yang paling disukai.
E. Jenis makanan yang bergizi
1. Zat tenaga
Makanan yang mengandung zat tenaga, antara lain : mie, kentang, singkong, jagung, roti dan sagu.
2. Zat pembangun
Makanan yang mengandung zat pengatur antara lain: tempe, tahu, ikan asin, udang, telur, ayam, daging, hati, kacang hijau, dll.
3. Zat pengatur
Makanan yang mengatur zat pengatur antara lain : kangkung, daun singkong, bayam, sawi hijau, kacang panjang, jeruk, pepaya, nangka, mangga, dll.
Selasa, 22 Oktober 2013
Asuhan kepada Klien Sakaratul Maut dan Perawatan Jenazah
Untuk Memenuhi Tugas Ketrampilan Dasar Kebidanan I
Penyusun :
Siti Rohmah (1206.051)
Sufildzah Atiqah (1206.052)
AKADEMI KEBIDANAN DELIMA
PERSADA GRESIK
JL. Proklamasi No. 54 Gresik
Telp. (031) 3984249 / Fax.
(031) 3971801
E-mail :
delimapersada_gresik@yahoo.com
TAHUN PELAJARAN 2012-20113
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmad sekaligus hidayah kepada kita semua. Shalawat serta salam
tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1.
Ibu Sri
Utami, S.ST.,M.Mkes, selaku direktur Akademi Kebidanan Delima Persada Gresik
2.
Ibu
Diany Yoke Savira, S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing mata kuliah ketrampilan
dasar kebidanan I
3.
Teman-teman
yang membantu proses penyelesaian makalah ini
Semoga dengan makalah kami ini ilmu kami
bertambah dan dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi
perbaikan makalah selanjutnya.
Akhirnya kami menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini.
Gresik, 14
November 2012
Tim
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………
KATA PENGANTAR………………………………………………………....
BAB I . PENDAHULUAN………………………………………………………
1.1 Latar Belakang…………………………………………...…
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………..…
1.3 Tujuan………………………………………………………………
1.4 Manfaat……………………………………………………………..
BAB II. PEMBAHASAN…………………………………………………...
2.1
BAB III. PENUTUP………………………………………………………………
6.1 Kesimpulan…………………………………………………..……
6.2 Saran………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..…
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ketika seseoarang didiagnosa sakit dengan sebuah sakit
yang tergolong berat dan berstadium lanjut dimana pengobatan medis sudah tidak
mungkin ditrimakan kepada si pasien. Maka kondisi pasen tersebut akan mengalami
sebuah goncangan yang hebat. Kematian adalah salah satu jawaban pasti bagi para
pasien terminal illness. Berjalannya waktu baik itu pendek atau panjang, bagi
para pasien terminal illness adalah hari-hari yang sangat menyiksa karena harus
menantikan kematian.
Menurut Dada ng Hawari
(1977,53) “orang yang mengalami penyakit terminal dan menjelang sakratul maut
lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan, krisis spirirtual, dan krisis
kerohaninan sehingga pembinaan kerohanian saat klien menjelang ajal perlu
mendapatkan perhatian khusus”, pasien terminal biasanya mengalami rasa depresi
berat, perasaaan marah akibat ketidakberdayaan dan keputus asaan. Oleh karena
itu, pemenuha kebutuhan spiritual dapt meningkatkan semangat hidup klien yang
didiagnosa harapan sembuhnya tipis dan dapat mempersiapkan diri pasien untuk
menghadapi alam yang kekal.
Perawatan
jenasah perlu dilakukan pada keadaan adanya penundaan penguburan atau kremasi
lebih dari 24 jam. Hal ini penting karena di Indonesia yang beriklim tropis
dalam 24 jam mayat sudah mulai membusuk mengeluarkan bau dan cairan pembusukan
yang dapat mencemari lingkungan sekitranya. Dan perawatan jenasah dilakukan
untuk mencegah penularan kuman atau bibit penyakit kesekitarnya. Selain itu
perawatan jenasah juga yaitu untuk mencegah pembusukan. yang setelah mati
dapat merusak tubuh sendiri.
Oleh
karena itu penulis membuat makalah ini agar mahasiswa kebidanan memperhatikan
betul mengenai asuhan pada klien dengan penyakit terminal, klien minggal, dan
perwatan jenazah.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana cara
asuhan pada klien dengan penyakit terminal ?
2.
Bagaimana cara
memastikan tanda-tanda klien meninggal ?
3.
Bagaimana cara
merawat jenazah ?
1.3 Tujuan
1.
Untuk memberikan pengetahuan
kepada mahasiswa kebidanan cara asuhan pada klien dengan penyakit terminal.
2.
Untuk memberikan pengetahuan
kepada mahasiswa kebidanan tentang cara memastikan klien meninggal.
3.
Untuk memberikan pengetahuan
kepada mahasiswa kebidanan cara merawat jenazah.
1.4 Manfaat
1.
Kita dapat mengetahui
dan menerapkan asuhan pada klien dengan penyakit terminal
2.
Kita dapat mengetahui
dan menerapkan asuhan pada klien sakaratul maut:
o Memastikan tanda-tanda klien meninggal
o Menginformasikan kepada keluarga
3.
Kita dapat mengetahui
dan menerapkan cara merawat jenazah
BAB II
PEMBAHASAN
Keadaan Terminal
Adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal
sehat tidak tidak ada harapan lagi bagi si sakit untuk sembuh. Keadaan sakit
itu dapat disebabkan oleh suatu penyakit atau suatu kecelakaan.Keadaan terminal
adalah suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan melalui suatu
tahapan proses perubahan fisik, psikososial, dan spiritual bagi individu
(Kubler, 1969).
Kriteria Penyakit Terminal
1. Penyakit tidak dapat
disembuhkan
2. Mengarah pada kematian
3. Diagnosa medis sudah jelas
4. Tidak ada obat untuk
menyembuhkan
5. Prognosis jelek
6. Bersifat progresif
Mendampingi
Pasien Dalam Keadaan Terminal
Persiapan alat :
1)
Tensimeter
2)
Stetoskop
3)
Jam
dengan penghitung detik
4)
Lampu
senter
5)
Deppers
6)
Sarung
tangan bersih
7)
Bengkok
8)
Sampiran
Cara Pelaksanaan :
1)
Cuci
tangan..
2)
Gunakan
sarung tangan.
3)
Jelaskan
semua prosedur yang akan dilakukan.
4)
Berikan
posisi yang nyaman.
5)
Basahi
bibir pasien yang kering dengan menggunakan deppers
yang dibasahi dengan air.
6)
Keringkan
keringat pasien, kalau perlu ganti pakaian.
7)
Lakukan
observasi tiap 30 menit (tensi, nadi, pernapasan dan suhu).
8)
Observasi
cairan, oksigen, dan berikan obat-obatan sesuai dengan indikasi.
9)
Anjurkan
keluarga untuk berdoa, meminta kehadiran rohaniawan,
dan membimbing untuk berdoa.
10) Lepaskan sarung tangan.
11) Catat hasil observasi pasien.
Sikap :
1)
Sopan
2)
Teliti
dan hati-hati
3)
Komunikatif
2.
Asuhan pada
Klien Sakratul Maut
Sekarat (Dying) dan Kematian (Death)
Sekarat (dying) merupakan suatu kondisi pasien saat
sedang menghadapi kematian, yang memiliki berbagai hal dan harapan tertentu
untuk meninggal. Kematian (death) secara klinis merupakan kondisi terhentinya
pernapasan, nadi, dan tekanan darah, serta hilangnya respons terhadap stimulus
eksternal, ditandai dengan aktivitas listrik otak terhenti. Dengan perkataan
lain, kematian merupakan kondisi terhentinya fungsi jantung, paru-paru, dan
kerja otak secara menetap. Sekarat dan kematian memiliki proses atau tahapan
yang sama seperti pada kehilangan dan berduka. Tahapan tersebut sesuai dnegan
tahapan Kluber-Ross, yaitu diawali dengan penolakan, kemarahan, tawar-menawar,
depresi, dan penerimaan.
v
Tanda-tanda Klinins Menjelang Kematian
Kehilangan
Tonus Otot, ditandai:
a.
Relaksasi otot muka sehingga dagu menjadi
turun.
b.
Kesulitan dalam berbicara, proses menelan dan
hilangnya reflek menelan.
c.
Penurunan kegiatan traktus
gastrointestinal, ditandai: nausea, muntah, perut kembung, obstipasi, dsbg.
d.
Penurunan control spinkter urinari
dan rectal.
e.
Gerakan tubuh yang terbatas.
a.
Kemunduran dalam sensasi.
b.
Cyanosis pada daerah ekstermitas.
c.
Kulit dingin, pertama kali pada
daerah kaki, kemudian tangan, telinga dan hidung.
Perubahan-perubahan
dalam tanda-tanda vital
a.
Nadi lambat dan lemah.
b.
Tekanan darah turun.
c.
Pernafasan cepat, cepat dangkal dan
tidak teratur.
Gangguan
Sensoria.
a.
Penglihatan kabur.
b.
Gangguan penciuman dan perabaan.
Perubahan
Tubuh Setelah Kematian
Terdapat beberapa perubahan tubuh setelah kematian, diantaranya
rigor mortis (kaku) yang dapat terjadi sekitar 2-4 jam setelah kematian, algor
mortis (dingin)byaitu turunnya suhu tubuh secara perlahan-lahan, serta post mortem decomposition yaitu terjadi
livor mortis pada daerah yang tertekan dan melunaknya jaringan yang dapat
menimbulkan banyak bakteri.
Perawatan
Terhadap Keluarga
1.
Dengarkan ekspresi keluarga.
2.
Beri kesempatan bagi keluarga untuk bersama dengan jenazah beberapa saat.
3.
Siapkan ruangan khusus untuk berduka.
4.
Bantu keluarga untuk membuat keputusan dan perencanaan pada jenazah.
5.
Beri dukungan jika terjadi disfungsi berduka.
3.
Merawat
Jenazah
Persiapan alat :
- Bengkok
- Kapas
kering
- Kapas
alcohol
- Kain
kasa untuk pengikat
- Sarung
tangan
- Gunting
Perawatan Pada Jenazah
1.
Tempatkan dan atur jenazah pada posisi anatomis.
2.
Singkirkan pakaian.
3.
Lepaskan semua alat kesehatan.
4.
Bersihkan tubuh dari kotoran dan noda.
5.
Tempatkan kedua tangan jenazah di atas abdomen dan ikta pergelangannya
(bergantung pada kepercayaan atau agama).
6.
Tempatkan suatu bantal di bawah kepala.
7.
Tutup kelopak mata. Jika tidak ada tutup, bias menggunakan kapas basah.
8.
Katupkan rahang atau mulut, kemudian ikat dan letakkan gulungan handuk di
bawah dagu.
- Letakkan alas di bawah glutea.
- Tutup sampai sebatas bahu, kepala ditutup dengan kain tipis.
- Catat semua milik pasien dan berikan kepada keluarga.
- Beri kartu atau tanda pengenal.
- Bungkus jenazah dengan kain panjang.
Perawatan Jenazah yang Akan Diotopsi
- Ikuti prosedur rumah sakit dan jangan lepas alat kesehatan.
- Beri label pada pembungkus jenazah.
- Beri label pada alat protesis yang digunakan.
- Tempatkan jenazah pada lemari pendingin.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
Daftar Pustaka
Uliyah, Musrifatul dan Hidayat, A.Aziz Alimul,
(2008), Ketrampilan Dasar Praktik Klinik
untuk Kebidanan, Edisi 2, Salemba Medika, Jakarta
Uliyah, Musrifatul dan Hidayat, A.Aziz Alimul,
(2008), Praktikum Keterampilan Dasar Praktik Klinik, Aplikasi Dasar-dasar Praktik Kebidanan, Salemba Medika, Jakarta
Smith, Sandra F, Smith Donna J with Barbara C Martin. Clinical Nursing
Skills. Basic to Advanced Skills, Fourth Ed, 1996. Appleton&Lange, USA.
Craven, Ruth F. Fundamentals of nursing : human healt and function.
Kozier, B. (1995). Fundamentals of nursing : Concept Procees and Practice, Ethics and Values. California : Addison Wesley
http://nurse-smw.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-pada-pasien-terminal_08.html
http://kikiyogi.blogspot.com/2009/12/terminal-dan-menjelang-ajal.html
http://keperawatanreligionmentariwardhani.wordpress.com
Craven, Ruth F. Fundamentals of nursing : human healt and function.
Kozier, B. (1995). Fundamentals of nursing : Concept Procees and Practice, Ethics and Values. California : Addison Wesley
http://nurse-smw.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-pada-pasien-terminal_08.html
http://kikiyogi.blogspot.com/2009/12/terminal-dan-menjelang-ajal.html
http://keperawatanreligionmentariwardhani.wordpress.com
AtmaDja
DS. Perawatan jenasah dan aspek medikolegalnya. Majalah kedokteran Indonesia
(Inpress, Agustus 2002)
Hamzah A. Hukum acara Pidana Indonesia. Jakarta: CV.Aapta Artha Jaya, 1996
Moeljotno. Kitab Undang-Undang Hukum pidana Jakarta: Bumi Aksara. 1992
Hamzah A. Hukum acara Pidana Indonesia. Jakarta: CV.Aapta Artha Jaya, 1996
Moeljotno. Kitab Undang-Undang Hukum pidana Jakarta: Bumi Aksara. 1992
Langganan:
Postingan (Atom)